2.1
Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan
yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan
selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktifitas, baik secara langsung
maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup organisasi sangat dipengaruhi
oleh kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh lingkungan ini. Lingkungan
dalam organisasi terbagi atas dua macam yaitu lingkungan eksternal dan
lingkungan internal :
1.
Lingkungan
Internal
Lingkungan
internal adalah tempat manajer bekerja yang mencakup budaya perusahaan,
teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.
Menurut
Margaretta (2012), lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan
yang ada dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang dapat dikontrol
oleh manajemen. Lingkungan internal meliputi ; pekerja/karyawan, dewan
komisaris, dan pemegang saham. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Pekerja/karyawan
Pekerja
merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan suatu perusahaan atau
organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah atau gaji, sementara manajer
menginginkan adanya kinerja yang tinggi.
b. Dewan
komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham
dimana dewan komisaris memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta
memastikan kegiatan akan berjalan mencapai tujuan. Kedudukannya adalah
independen terhadap manajemen.
c.
Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa
besar saham mereka terhadap perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan
maka mereka memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.
2.
Lingkungan
Eksternal
Lingkungan eksternal diketahui mempunyai peranan besar dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, proses dan struktur
organisasi, maka lingkungan eksternal penting untuk selalu dipantau dan
dianalisis. Tetapi lingkungan eksternal secara keseluruhan sangat sulit
untuk dianalisis, karena lingkungan eksternal sangat kompleks
dan saling terkait satu sama lain.
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal adalah institusi
atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja
organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua
komponen, yakni berikut ini :
a. Lingkungan
khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara
langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan
khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai
kepentingan dalam organisasi (key stakeholder), seperti
konsumen, pemasok, pesaing, mitra kerja dan kreditor.
b. Lingkungan
umum
Lingkungan umum meliputi berbagai
faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik
dan hukum, sosial budaya, demografi,
teknologi, dan kondisi global yang mungkin
mempengaruhi organisasi.
Lingkungan eksternal terdiri dari atas unsur-unsur yang
berada diluar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan
diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi
manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Lingkungan ekternal
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan
eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, para pesaing, langganan,
lembaga perbankan dan bukan bank dan lain sebagainya. Lingkungan
eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung,
seperti kondisi ekonomi, perubahan teknologi, politik, social dan lain
sebagainya (Handoko, 2012).
Lingkungan eksternal adalah semua stakeholder yang berada di
luar perusahaan yang mempengarhi operasi perusahaan baik secara langsung maupun
tak langsung. Lingkungan ini sebagian besar tak dapat dikendalikan oleh
manajer dan berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat oleh manajer. Dalam
operasionalnya, organisasi memperoleh masukan-masukan dari lingkungan eksternal
seperti bahan baku, tenaga kerja, modal dan sumber daya lainnya dari lingkungan
eksternal. Selanjutnya masukan tersebut di dikelola manajer untuk menghasilkan
produk dan jasa. Kemudian produk dan jasa tersebut dijual ke konsumen yang merupakan
salah satu unsure lingkungan eksternal (Anton, 2011).
1)
Lingkungan
eksternal mikro (khusus)
Menurut Anton (2011), lingkungan eksternal mikro adalah
unsur-unsur yang berpengaruh langsung terhadap organisasi, yang terdiri dari
pesaing (competitors), penyedia (suppliers) , langganan (customers), lembaga
keuangan (financial institutions), pasar tenaga kerja (labour supply) , dan
perwakilan-perwakilan pemerintah.
a. Para
Pesaing
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi akan
membantu organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga organisasi mampu
mengoptimalkan operasionalnya sehingga organisasi dapat memahami arena, sifat
persaingan serta kekuatan dan kelemahan para pesaing.
b. Para
Langganan
Situasi pasar dan langganan sangat mempegaruhi perusahaan
dalam menyusun strategi, kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemasaran, perusahaan harus menganalisis profil
langganan pada masa sekarang dan masa yang akan datang serta kondisi pasar.
Perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan berkembang bila ia
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
c. Pasar
Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan karena
dengan memiliki tenaga kerja yang trampil perusahaan dapat melaksanakan
aktifitas perusahaan dengan efisien dan mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan perusahan lain. Oleh karena itu perusahaan harus mampu merekrut dan
mempertahankan tanaga kerja yang terampil.
d. Lembaga
Keuangan
Untuk memperluas usahanya perusahaan memerlikan adanya
tambahan modal dari pihak lain yaitu lembaga-lembaga keuangan seperti
perbangkan, perusahaan investasi, asuransi dan pasar modal.
e. Para
Suplier
Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan sangat
memerlukan peran suplier yaitu untuk menyadiakan behan baku, bahan penolong,
energi, peralatan dan input lain yang mendukung proses produksi.
f. Instansi
Pemerintah
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap
aktifitas perusahaan dalam banyak hal, seperti peraturan-peraturan,
syarat-syarat berdirinya perusahaan, perizinan, perpajakan, pemberian pinjaman
dari bank-bank pemerintah dan pembatasan-pembatasan terhadap perusahaan untuk
melindungi masyarakat dan lingkungan.
2)
Lingkungan
eksternal makro (umum)
Lingkungan umum pada lingkungan organisasi merupakan kondisi
eksternal yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi serta berpengaruh secara
tidak langsung terhadap kinerja organisasi.
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal makro
meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi
ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya,
demografi, teknologi, dan kondisi global yang
mungkin mempengaruhi organisasi. Perubahan
lingkungan umum biasanya tidak mempunyai
dampak sebesar perubahan lingkungan khusus,
namun demikian manajer harus memperhatikannya
ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan
serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.
a. Kondisi
ekonomi
Tingkat inflasi, masalah
pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional,
keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta
fluktuasi kurs valuta asing dan suku bunga, secara umum adalah
beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik
manajemen dalam aktivitas bisnis. Terdapat hubungan timbal
balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas
bisnis atau dunia usaha. Kestabilan dan
pertumbuhan ekonomi akan mendorong perkembangan
dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia
usaha akan mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
b. Kondisi
politik dan hukum
Terdapatnya kestabilan politik dan
kebijakan pemerintah yang sesuai dapat menciptakan suasana kondusif untuk
mengembangkan aktivitas organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan
hukum juga perlu diperhatikan perusahaan,
antara lain adanya peraturan pemerintah mengenai
pembentukan dan pengawasan organisasi yang
membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam
hal pengelolaan sumber daya manusia.
c. Kondisi
sosial budaya
Para manajer perlu memperhatikan
adanya perubahan sosial budaya masyarakat
khususnya pola dan tren pasar yang dituju.
Manajer perlu menyesuaikan strategi bisnis
terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-nilai
sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai
contoh saat ini tren nilai dan selera masyarakat perkotaan adalah kembali ke
alam sehingga perusahaan perlu menyesuaikan strategi pemasarannya, misal dengan
membuat produk yang alami tanpa bahan pengawet.
d. Kondisi
demografi
Kondisi demografi mencakup kebiasaan
yang berlaku dalam karakteristik fisik dari
populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, lokasi geografis, pendapatan,
konsumsi keluarga. Perubahan pada
karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada
kebijakan manajemen perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengontrol organisasi bisnisnya.
e. Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor
lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat mengalami
perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal
pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika industry
ponsel sedang berkembang pesat, kita selalu
mendapat informasi adanya tawaran produk ponsel dengan
berbagai fitur dan manfaat baru dalam waktu yang sangat
cepat. Hal ini karena terkait dengan
perkembangan teknologi yang terjadi. Dahulu kita hanya mengenal ponsel
digunakan untuk menelepon saja, namun dalam waktu
beberapa tahun belakangan ini dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat,
kita sudah dapat menemukan ponsel dengan tambahan fitur
kamera, video kamera atau bahkan komputer.
f. Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu
faktor utama yang mempengaruhi organisasi
bisnis. Manajer dari perusahaan besar
maupun kecil yang ada di dalam negeri
semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah
pesaing sebagai dampak dari adanya pasar
global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.
2.2
Karakteristik
Lingkungan Organisasi
Dengan menggunakan variabel derajat
kompleksitas (sederhana dan kompleks) dan variabel derajat perubahan (stabil
dan dinamis), maka akan diperoleh empat jenis lingkungan organisasi, yaitu :
- Simple – Stable, yaitu lingkungan yang relatif sederhana (tidak kompleks) dan relatif stabil (perubahan yang terjadi relatif kecil, baik dalam skala dan dampaknya).
- Simple – Dynamic, yaitu lingkungan yang relatif sederhana tetapi dengan tingkat perubahan relatif dinamis.
- Complex – Stable, yaitu lingkungan yang relatif kompleks tetapi relatif stabil; dan
- Complex – Dynamic, yaitu lingkungan yang relatif kompleks dan disertai dengan tingkat perubahan lingkungan yang relatif dinamis.
Dalam buku Fundamentals of Management, Mary Coulter dan
Stephen P. Robbins (2007) merangkum hubungan antara tingkat kompleksitas
lingkungan dan tingkat perubahan lingkungan organisasi, serta karakteristik
masing-masing lingkungan organisasi.
2.3
Mengelola
Organisasi dalam manajemen strategi
Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien sangat
berkaitan erat dengan usaha pengkoordinasian berbagai kegiatan yang paling
berbeda kemudian diarahkan kepada fokus tujuan yang telah disepakati. Terdapat
dua hal yang.harus diperhatikan agar pengelolaan organisasi dapat berhasil.
Kedua hal ini merupakan hal yang prinsip dalam mengelola organisasi; Pertama,
prinsip pengelolaan ( prinsip manajemen ) yaitu bagaimana memimpin orang-orang,
serta Kedua, prinsip mengorganisasi kegiatan yang menyangkut orang-orang yang
dipimpin tersebut ( prinsip organisasi ). Kedua prinsip tersebut saling
memperkuat dan mempunyai dasar yang sama dalam pengelolaan kerja kelorpok
individu yurg terlibat dalam suatu organisasi.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam membawa
organisasi mencapai tujuan diperlukan prinsip - prinsip kepemimpinan. Banyak
para ahli terdahulu yang mencoba untuk memformulasikan bagaimana prinsip
- prinsip dasar yang harus dilakukan agar suatu organisasi dapat berjalan
sesuai dengan keinginan. Diantara prinsip-prinsip tersebut yang merupakan sumbangan
abadi hingga saat ini adalah yang diungkapkan oleh seorang Prancis bernama
Hendry Fayol. Hendry Fayol yang berangkat dari praktisi sebagai manajer sebuah
perusahaan batu bara besar.
Menurut Fayol tidak diperlukan aturan yang kaku dalam
kegiatan kerja, karena kelayakan dalam suatu prinsip pada situasi tertentu
merupakan seni (Art) dari manajemen. Prinsip - prinsip yang dikemukakan
Fayol adalah hasil dari penglamannya selama bekerja. Pada tahun 1929,
Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen yang diangkat dari pengalamannya
sendiri dimana akan menuntun para manajer dalam mengelola organisasi. Dan 14
prinsip menurut Fayol ialah sebagai berikut :
1.
Pembagian Kerja ( Division of Work )
Setiap pekerjaan sebaiknya dibagi
dan dibagi lagi kedalam elemen paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari
spesialisasi.
2.
Keseimbangan Wewenang dan
Tanggungjawab(Authortty and Responsibihty)
Setiap pegawai tetap ( reguler
employee ) sebaiknya diberi delegasi wewenang yang cukup untuk melaksanakan
berbagai tanggung jawab penugasan pekerjaan.
3.
Disiplin Karyawan (Discipline)
Seharusnya mematuhi apapun
perjanjian yang ada, yang dinyatakan secara jelas diantara mereka dan
organisasi, manajer sebaiknya memberi sanksi yang adil atas seluruh kejadian
pelanggaran disiplin.
4.
Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah
dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu atasan.
5. Kesatuan
Arah (Unity of Direction)
Aktivitas-aktivitas yang memiliki
tujuan sama sebaiknya dikelompokkan bersama dan beroperasi dibawah rencana yang
sama.
6. Mengebawahkan
Kepentingan Individu Terhadap Kepentingan umum
Kepentingan organisasi
Lebih Diutamakrn Diatas Kepentingan Individu ( Subordination Of
Individual Interest To The Common Goal )
7. Pembayaran
Gaji ( Remuneretion )
Pembayaran gaji yang adil,
pembayaran seharusnya didasarkan pada pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8. Sentralisasi
( Centralization )
Wewenang seharusnya didelegasikan
seimbang dengan tanggung jawab.
9. Rantai
Skalar ( The Hierarchy )
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus
- putus seharusnya ada melalui semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10. Perintah (
Order )
Setiap pekerjaan seharusnya
didefinisikan dengan jelas sehingga pegawai tetap (reguler employee) memahami
perintah tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain.
11. Kesamaan
Perlakuan ( Equity )
peraturam dan perjanjian yang dibuat
harus diselenggarakan secara terbuka.
12. Stabilitas
Personalia ( Stability of Staff )
Tingkat perputaran tenaga kerja
(labor turnover) tidak menguntungkan organisasi, dan mereka seharusnya
mempunyai komitmen yang lama.
13. Inisiatif
( Initiative )
Karyawan sebaiknya didorong untuk
berani membuat keputusan didalam batas – batas wewenang yang dideligasikan
kepadanya, walaupun beberapa esalahan mungkin akan terjadi.
14. Semangat
Korp ( Esprit de corps )
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan
kepentingannya dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai
kesatuan kekuatan yang tercermin dari “persatuan adalah kekuatan organisasi”.
Daftar Pustaka